Thursday, June 28, 2012

Wednesday, June 27, 2012

Mencari Harta Karun

Rasa jenuh melanda ...
hari ini saya jalan-jalan ke sebuah toko buku favorit saya ...
untuk membuang rasa jenuh sekaligus mencari inspirasi dan ilmu ...
sekalian makan siang .. hehe ...

Buku-buku ... buku ...... dari buku saya banyak dapat ilmu, dari buku saya bisa menjahit, dari buku saya bisa menggambar ... dari buku saya dapat banyak inspirasi .... buku adalah harta karunku  ...  (^.^)

Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam disebuah toko buku  ... dan kejadian juga di hari ini ... (^-^)





Tuesday, June 26, 2012

No Poo ... Let's Go Green

Tak terasa ... sudah setahun saya mengikuti paham No Poo .... apakah itu No Poo .. ?


mari kita baca disini ... yang saya kutip dari Wikipedia

-----------------------------------


Theory

The first synthetic shampoos were introduced in the 1930s,[3] with daily shampooing becoming the norm in the US by the 1970s and 1980s.[1] Proponents of "no poo"-practices believe that shampoo removes the natural oils (sebum) produced by the scalp—causing the scalp to produce more oil to compensate.[1][2] They also believe that regular shampooing causes a "vicious cycle" to develop as it becomes necessary to shampoo regularly to compensate for the excess oils (that were stripped by shampooing).[1]
According to some dermatologists, a gradual reduction in shampoo use will cause the sebaceous glands to produce at a slower rate, resulting in less oil on the scalp and hair.[2] The time taken to break the cycle after adopting "no poo"-practices varies, however a "two- to six-week period" is typical.[1] However, NASA and Soviet studies on hygiene in preparation for space station missions do not support this conclusion [4], and no mechanism of action for how the sebaceous glands below the skin detect sebum levels in hair has been proposed.

Shampoo typically contains chemical additives such as sodium lauryl sulfate and sodium laureth sulfate. There are health concerns about these chemicals, which can irritate the skin of sensitive persons (or of anyone if not thoroughly rinsed).[5] Such chemical additives are also believed by some consumers to dry out their hair.[6]
Some shampoos also include silicone derivatives (such as dimethicone), which is claimed to coat the hair[citation needed]. While it is claimed that silicone derivatives protect the hair and make it more manageable[citation needed] (dimethicone is a common ingredient in smoothing serums and detangling conditioners), the film that proponents assert coats the hair is also claimed to prevent moisture from entering the hair, eventually drying it out[citation needed].

[edit]Application

The purest form of "no poo" adoption is to use only water to wash hair, however there are other approaches possible by people wishing to avoid oil-stripping substances and chemicals that they consider unnecessary for the maintenance of their hair. Methods for washing hair without shampoo include washing with dissolved baking soda followed by an acidic rinse such as diluted vinegar.[2][1] Also honey and various oils (such as coconut oil) can be used.
Following a 2007 radio interview that Australian Richard Glover held with Matthew Parris (a Times columnist "who hadn't shampooed for more than a decade"), Glover "decided to challenge his audience to go without shampoo for six weeks". Of the over 500 participants in the challenge, 86% reported that "their hair was either better or the same" following the challenge. [7]
------------------------------------------------------

Naaah ... sudah mengerti khan ?
Kenapa saya mengikuti gerakan tanpa shampoo ini ? Karena saya sangat mencintai bumi dan tubuh saya. Sebisa mungkin berusaha untuk memelihara bumi kita yang sudah semakin tua ini.
Dan sebisa mungkin menghindari tubuh saya dari benda-benda chemical ... salah satunya adalah detergent.

Maka ... saya cobalah si No Poo method ini.
Pertama saya menggunakan baking soda yang bisa kita dapati di supermarket besar ...



dan kemudian dikombinasi dengan Apple Vinegar sebagai conditionernya



tapi berhubung rambut saya sangat lemas  ... maka saya mengganti Apple Vinegar dengan Jeruk nipis 



dan hasilnya menggembirakan sekali .. memang awalnya rambut terasa lepek dan tidak wangi ... karena kita terbiasa dengan shampoo yang wanginyaaaa... hhhmmmm ... semerbaaak .... hehe

tapi lama kelamaan ... rambut saya yang tadinya lemas sekali, lepek dan mudah berminyak ..  setelah beberapa minggu menggunakan method No Poo ini  .. lama-lama rambut jadi ada Bodynya dan tidak lepek, tidak gampang berminyak ... "makin bagus" kata suami saya .. hehe .. wink wink 

Tertarik ... ? ayo kita cintai bumi dan tubuh kita dengan mengurangi detergent

Berikut adalah link mengenai fakta tentang No Poo dan beberapa metode yang bisa kita ikuti resepnya ...


Lets Go Green ... !!

    Friday, June 22, 2012

    Foto Braga Permai

    Pada suatu hari .. seseorang yang kemudian saya ketahui namanya adalah Sara .. meninggalkan sebuah pesan di akun Flickr saya ... untuk meminta ijin menggunakan foto Braga Permai yang saya potret beberapa tahun yang lalu ... untuk sebuah artikel tentang kota Bandung di sebuah website tentang travel bernama Wego.

    Dan hari ini Sara mengabari bahwa artikelnya sudah dipublish .. berjudul Wisata Bandung Lawas dan Kini .... terima kasih Sara ... senang bisa membantu .. ^^

    Melihat foto ini .. jadi inget masa-masa itu, saya memotretnya di tahun 2008 ... jadi senyum-senyum sendiri .. hehe ...

    Braga Permai adalah sebuah restoran yang terletak di Jalan Braga-Bandung, sebuah restoran yang sudah lama sekali berdiri ... arsitekur, interior dan menunya pun semua tempo dulu .... I love it .. ^^





    berikut artikelnya saya kutip dari Wego-Wisata Bandung Lawas dan Kini


    Wisata Bandung lawas dan kini

    Selalu ada alasan bagus untuk ke Bandung: makan, belanja, atau jalan-jalan. Jika hanya punya waktu sehari untuk kabur dari kepenatan weekdays, Anda tahu kemana harus pergi.
    Got a good reason for taking the easy way out. Got a good reason for taking the easy way out now. - The Beatles
    Merespon penggalan lirik lagu Day Tripper miliki The Fab Four di atas, Bandung bisa dibilang merupakan “jalan keluar” termudah untuk urusan liburan (singkat). Agar tak ‘tersesat’, simak panduan di kota yang memiliki banyak julukan ini: kota kembang, kota peuyeum, kota distro, dan kota-kota lainnya.
    Yang tetap bertahan (Foto: kickdavid.com)
    .
    KOPI AROMA (08:00 – 09:00)
    Bangunan kedai yang berlokasi di Jalan Banceuy no. 51 ini bergaya Art Deco. Cat putihnya terlihat lapuk karena termakan usia. Maklum saja, kedai ini sudah beroperasi sejak tahun 1930-an. Tak hanya eksterior, kondisi di dalam kedai pun kental nuansa lama. Jajaran toples bersanding dengan kopi-kopi yang dikemas sederhana, selaras dengan spirit Kopi Aroma yang bersahaja. Pemiliknya adalah Widya Pratama, penerus generasi ke dua yang juga turun langsung mengelola Kopi Aroma.
    Menyesap kopi, meresap memori (Foto: Kopi Aroma)
    .
    Konon, belum ke Bandung kalau belum pernah mencicipi racikan Kopi Aroma. Maka tak ada salahnya memulai hari di kota Bandung dengan menyeruput kopi racikan kedai ini. Keiistimewaannya berasal dari biji kopi yang didapatkan dari berbagai perkebunan di tanah air, yang kemudian disimpan dalam gudang selama 5 – 7 tahun.
    Mengingat kedai ini dibuka sejak pagi, jangan kaget jika saat datang, kedai ini sudah dipenuhi pelanggan. Wake up and smell the coffee!
    Jalan Banceuy No. 51
     
    Jam Buka: Senin – Sabtu 08:00 – 15:00 WIB
    Harga: Rp 12.500 per 1/4 kilogram
     
     
     
    Wajah baru Pasar Baru Trade Center (Foto: tour-in-bandung.blogspot.com)
    .
    PASAR BARU & GANG TAMIM (09:30 – 11:30)
    Untuk urusan belanja, selain menawarkan beragam factory outlet dan distro, Bandung juga memiliki pusat belanja bersejarah yang beroperasi sejak 1906, yakni Pasar Baru, atau yang kini disebut Pasar Baru Trade Center. Konon, pasar ini pernah mendapatkan predikat pasar terbersih dan paling teratur se-Hindia Belanda pada tahun 1935.
    Ratusan kios menjajakan barang dagangan yang sebagian besar berupa pakaian. Ada pula yang menjual sepatu, tas, tekstil, kosmetik, perlengkapan haji, sprei, dan masih banyak lagi.  Selain kebutuhan sandang, Pasar Baru juga menyediakan oleh-oleh khas Jawa Barat, seperti dodol, wajik, tempe garing, peyeum, dan pisang sale. Pasar Baru adalah pilihan tepat bagi mereka yang ingin belanja secara grosir, atau mencari harga yang lebih murah.
    Tak jauh dari Pasar Baru, hanya berjarak sekitar beberapa puluh meter, ada sebuah gang bernama Gang Tamim. Di gang yang selalu ramai oleh pembeli ini, daytripper akan dimanjakan oleh beragam pilihan jeans berkualitas yang ditawarkan dengan harga miring. Gang Tamim lebih dulu disambangi oleh para pemburu jeans sebelum Jalan Cihampelas menjadi populer.
    Selain jeans, daytripper juga akan menemukan deretan penjual tekstil. Beragam bahan tersedia di tempat ini, mulai dari katun, brokat kebaya, hingga jeans. Uniknya, di sini kita dapat membeli bahan-bahan tersebut dengan sistem kiloan. Selain pedagang kain dan pakaian jadi, di sini juga tersedia tukang jahit dan jasa permak.
     Jalan Otto Iskandar Dinata No. 70.
     
    Jam Buka: Senin – Minggu 08:00 – 17:00 WIB

     
    Interior RM Legoh di cabang Jl. Taman Cibeunying (Foto: Wiku. B)
    .
    RM. LEGOH (12:00 – 13:00)
    Rumah makan yang satu ini menyediakan menu makanan yang sudah tidak asing lagi bagi para penikmat kuliner. Sebut saja Bebek Cabe Ijo, Kwetiau Goreng, Lele Rica, dan sebagainya. Harganya cukup terjangkau, dan rasanya pun tidak mengecewakan.
    Rumah makan ini berlokasi di Jalan Sultan Agung 9, tepat di seberang sekolah St Aloysius, dan bersebelahan dengan distro God.inc yang menjual baju serta merchandise grup rock industrial KOIL. Adapun, pemilik sekaligus koki rumah makan ini adalah Leon, yakni drummer KOIL sendiri.
    Ayam Rica dan Kwetiau Goreng (Foto: RM Legoh)
    .
    Bagi penyuka makanan pedas, Lele Rica bisa dicoba. Ada dua tingkat kepedasan yang bisa daytripperpilih sesuai selera. Menu ini dapat dipadukan dengan hidangan samping Tempe Mendoan Mini dan Cah Kangkung. Ada satu makanan yang tidak terdapat di buku menu, namun cukup sering dipesan, yakni Babi Cuka.
    Untuk minuman, yang terlaris adalah Es Teh Manis Jumbo. Sesuai namanya minuman ini disajikan dalam gelas berukuran besar. Overall, makan siang di RM Legoh cukup mewakili ungkapan yang tertera di blog mereka, “empat sehat lima kenyang”.
    Jalan Sultan Agung No. 9 dan Jalan Taman Cibeunying Selatan No. 3
    www.rmlegoh.multiply.com
     
    Daftar Harga: Nasi Putih (Rp 4.000), Es Teh Manis Jumbo (Rp 4.000), Lele Rica (Rp 9.000), Tempe Mendoan Mini (Rp 3.000), Cah Kangkung (Rp 4.000), dan Babi Cuka (Rp 25.000).
     
     
     
    Interior toko buku alternatif Tobucil N Klabs (Foto: Chandra Mirtamihardja/ Tobucil N Klabs)
    .
    TOBUCIL (13:15 – 14:00)
    Jika daytripper termasuk orang yang senang dengan kerajinan tangan, maka Tobucil N Klabs adalah tempat yang cocok untuk dikunjungi saat sedang berada di Bandung. Toko buku alternatif yang berdiri pada tahun 2001 ini secara rutin mengadakan kelas-kelas yang dapat diikuti oleh masyarakat umum dengan gratis. Beberapa kelas tersebut diantaranya yaitu kelas merajut, kelas public speaking, kelas filsafat, kelas gitar untuk pemula, kelas merajut, dan masih banyak lagi.
    Hasil karya daytripper juga dapat dijual di sini, atau diikutsertakan dalam acara tahunan bertajuk Crafty Day. Hasil karya peserta kelas-kelas tersebut ada pula yang dijual di tempat ini, atau diikutsertakan dalam Crafty Day, sebuah bazaar kerajinan tangan yang rutin diadakan setiap tahun.
    Jalan Aceh No. 56
    www.tobucil.blogspot.com
     
    Jam Buka: Senin – Minggu 09:00 – 20:00 WIB
     
     
     
    Salah satu platform kreatif di kota Bandung (Foto: Common Room)
    .
    COMMON ROOM (14:10 – 14:30)
    Common Room awalnya wadah beraktivitas yang diinisiasi beberapa seniman dan arsitek di Bandung. Kini pada perkembangannya, Common Room kerap menjadi tempat dialog dan kerjasama multidisiplin. Ada banyak workshop, seminar, dan pameran yang diadakan di tempat ini.
    “52 Wednesdays”, salah satu pameran yang pernah diadakan di Common Room
    .
    Berbagai pameran seni rupa kontemporer, pemutaran film, workshop, dan diskusi diadakan secara rutin di sini. Hampir seluruhnya terbuka untuk umum dan gratis. Seperti misalnya diksusi bertajukDikotomi Sains Alam dan Sains Kemanusiaan serta Pengembangannya di Era Modern, bersama Prof. Imam Buchori, yang akan diadakan pada Rabu 20 Juni  2012, pukul 15:00 WIB nanti.
    Jalan Kyai Gede Utama Nomor 8
    www.commonroom.info
     
     
     
    Kios jus buah berkonsep bar (Foto: Riksa Afiaty)
    JUICIDE JUICE BAR (14:35 – 15:50)
    Beranjak sore, kita bisa bersantai sambil menyeruput jus buah segar di JUICIDE Juice Bar. Lokasinya tidak jauh dari RM Legoh, hanya terpaut beberapa rumah saja. Tempat ini berkonsep unik, mulai dari bentuk kedainya yang berupa bar hingga penamaan jus yang cenderung kelam. Ini kontras dengan penamaan sajian alkohol yang malah terdengar manis dan ceria.
    Salah satu jus yang cukup laris adalah Basquiat is Dead, campuran stroberi, kiwi, dan yoghurt. Rasanya segar. Bagi yang tak kuat asam, bisa minta ditambahkan gula. Nama-nama jus lainnya pun tak kalah unik, tengok saja Fake Friend (jus pir), Warhol (jus pisang), Real Lover (jus stroberi),Liberated Studio (jus alpukat, susu, dan yoghurt), dan Blonde Banana Blonde (jus pisang, susu, dan yoghurt).
    Selain minum jus, pengunjung juga bisa membeli stiker bertuliskan nama-nama jus yang dijual tersebut dengan harga Rp 1.000 per buah. Lumayan juga untuk oleh-oleh!
    Jalan Sultan Agung No. 5
    @JUICIDE
     
    Jam Buka: Senin – Minggu 10:00 – 23:00
    Daftar Harga: Basquiat is Dead (Rp 17.000), Fake Friend (Rp 15.000), Real Lover (Rp 15.000)
     
     
     
    Museum Konferensi Asia-Afrika (Foto: Wikipedia)
    .
    GEDUNG MERDEKA (16:00 – 17:00)
    Gedung Merdeka adalah salah satu gedung bersejarah yang ada di kota Bandung. Gedung ini pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KTTAA) pada tahun 1955. Gedung Merdeka berdiri di area seluas 7.500 m2, dan dibangun pada tahun 1895.
    Pada awalnya, gedung ini dinamakan Sociëteit Concordia, dan dijadikan tempat rekreasi dan sosialisasi warga Belanda yang berdomisili di Bandung. Tak jarang digelar pertunjukan kesenian dan kebudayaan, bahkan pesta dansa di tempat ini. Baru kemudian pada tahun 1926, dua arsitek berkebangsaan Belanda, Wolff Schoemacher dan Aalbers dan Van Gallen, merenovasi gedung tersebut.
    Dari awal berdiri, gedung ini telah mengalami pergantian nama dan fungsinya berkali-kali, sesuai dengan pihak yang berkuasa saat itu. Pada masa pendudukan Jepang, fungsi gedung yang namanya diubah menjadi Dai Toa Kaman ini tak bergeser jauh, yakni digunakan sebagai pusat kebudayaan. Sementara pada masa proklamasi kemerdekaan RI, gedung ini menjadi markas para pemuda tanah air dalam menghadapi tentara Jepang.
    Pasca kemerdekaan, gedung ini dikembalikan ke fungsinya semula, yakni sebagai tempat pertemuan. Saat itu, sekitar tahun 1946 – 1950, pemerintahan Indonesia sudah mulai terbentuk, dan ditandai dengan lahirnya pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat. Berbagai perhelatan kerap diadakan di tempat ini. Pada tahun 1954, pemerintah RI menetapkan kota Bandung sebagai tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA). Gedung Concordia dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena berbagai pertimbangan, salah satunya karena letak gedung ini strategis, yakni di pusat kota dan dekat dengan hotel-hotel terbaik yang ada di Bandung, yakni Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger (kini bernama Hotel Grand Preanger).
    Kini, hampir satu abad kemudian, Gedung Merdeka memiliki dua fungsi utama. Bangunan pertama yang disebut dengan Gedung Merdea dalah tempat pelaksanaan sidang utama, sementara bangunan kedua yang berada di sampingnya, merupakan Museum Konferensi Asia-Afrika. Di gedung bergaya art deco, bermarmer italia yang mengkilap, dan berlampu kristal yang gemerlapan tersebutlah tersimpan benda-benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika.
    Jika ingin menikmati Bandung dari sisi historisnya, Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Asia Afrika adalah tempat yang tepat.
    Jalan Asia Afrika No. 65
     
    Jam Buka: Senin – Minggu 10:00 – 17:00 WIB
    Bea Masuk: Gratis

     Braga Permai yang legendaris (Foto: Pimpi Syarley Naomi)
    .
    BRAGA PERMAI (17:05 – sepuasnya)
    Katanya, belum ke Bandung kalau belum mampir ke Jalan Braga, dan makan di Restoran Braga Permai. Restoran ini awalnya adalah sebuah toko kue yang didirikan sekitar tahun 1930-an. Tertua ke dua setelah Toko Kue Sumber Hidangan. Nuansa kolonial kental terasa di restoran ini. Maklum saja, bangunan-bangunan bergaya Art Deco di sepanjang Jalan Braga telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai bangunan cagar budaya, sehingga harus tetap mempertahankan bentuk aslinya.Begitupun dengan menu yang disajikan, yakni masih mempertahankan resep khas negeri kincir angin, Belanda.
    Beberapa menu yang cukup populer di kalangan pelanggan antara lain Speculaas, Chocolate Volcano Cake, dan Onbitjkoek. Selain kue, Braga Permai juga menyediakan beragam jenis kopi dan es krim yang bisa daytripper pilih sesuai selera.
    Dengan berkunjung ke Braga Permai, kita tak hanya dapat menikmati warisan resep khas Belanda, namun juga turut merasakan atmosfir bersantap ala Eropa.
    Jalan Braga no. 58
    Jam Buka: Senin – Minggu 08:30 – 22:00 WIB
    Harga: Rp 15.000 – Rp 60.000
     
     
    .
    Jika menikmati Bandung selama satu hari penuh terasa kurang, daytripper dapat menginap dan menambah waktu jalan-jalan. Kota ini memiliki banyak penginapan yang bisa dipilih sesuai tipe (hotel, motel, apartemen), lokasi, dan tentunya, harga. Untuk lebih lengkapnya, cek WEGO Indonesia untuk mendapatkan daftar penginapan lengkap di kota Bandung.

    Foto Kakiku .. (^_^)


    Kok kaki semua .. ?

    iya ini foto yang menunjukan bahwa kaki saya sudah berangsur pulih, tidak tampak bengkak lagi ... sudah bisa pakai sepatu .. cihuuuy ... walaupun masih ada memar sedikit ... tapi alhamdulillah sudah bisa beraktivitas normal kembali ....







    Wednesday, June 13, 2012

    Broken Ankle and Knitted Bracelet

    Pada suatu hari saya mengalami sebuah kecelakaan kecil yang membuat saya tidak bisa berjalan dan harus mengistirahatkan kaki yang sakit itu untuk beberapa hari .. oucch ... (> <)


     Selama beberapa hari harus berjalan menggunakan tongkat kuning ini.


    Untuk mengisi hari-hari  yang tak bisa berjalan dengan normal ini ... saya habiskan dengan membuat knitted bracelet ... alatnya saya dapatkan dari Daiso ketika  berjalan-jalan ke Singapore beberapa bulan yang lalu ...


     Saya suka sekali dengan hasilnya .... ^^




    Saturday, June 2, 2012

    Related Posts with Thumbnails